Sebelum datang ke Hong Kong, saya sudah terlilit hutang HKD$30,000. Saya sangat tertekan karena saya tidak dapat pergi ke Hong Kong tanpa mengambil pinjaman. Sangat sulit bagi saya untuk mengelola dan membuat anggaran keuangan karena hampir seluruh gaji saya habis untuk membayar cicilan hutang tersebut.

Sewaktu saya pertama tiba di Hong Kong, saya terlilit hutang dan saya tidak tahu bagaimana mengatur pendapatan saya. Saya mengenal Enrich dari teman dan sejak itu telah belajar bagaimana untuk berani berbicara dan mengatakan "tidak". Saya belajar bagaimana berkomunikasi dengan suami dalam hal pengelolaan keuangan dan mengapa kami harus menghindari berhutang.

Sebelum saya datang ke Hong Kong, saya bekerja di suatu pabrik. Saya datang ke Hong Kong karena saya ingin membuat ibu saya bangga dan untuk membiayai keluarga. Saya mengambil pinjaman dari agen di Indonesia maupun agen di Hong Kong. Saya sangat tertekan karena jumlah pinjaman yang sangat tinggi dan saya harus mencicil HKD$3000 perbulan selama 7 bulan.

Sewaktu saya pertama tiba di Hong Kong, saya terlilit hutang. Hutang ini telah terakumulasi selama bertahun-tahun oleh suami saya. Kami lalu memutuskan bahwa saya akan bekerja di Hong Kong karena gaji yang lebih tinggi. Saya sangat tertekan karena saya tidak yakin bagaimana saya dapat melunasi hutang tersebut serta berapa lamanya. Saya juga mencari kegiatan yang dapat saya lakukan di waktu luang saya di hari Minggu. Saya sedang buka internet dan melihat acara "Maksi Sambil Belajar" oleh Enrich.

Sebelum saya datang ke Hong Kong, saya membantu orang tua saya menjual sayuran di pasar. Saya datang ke Hong Kong untuk membantu keuangan keluarga, membuat orang tua saya bangga serta meraih mimpi saya.

Sewaktu saya tiba di Hong Kong, saya harus membayar HKD$21,000 yang artinya selama 7 bulan pertama, gaji bulanan saya dipotong HKD$3000. Kondisi keuangan saya sangat berantakan sebelum saya mengenal Enrich.